QISAE – Dalam dunia konten digital yang serba cepat, kualitas video bukan hanya soal visual dan audio—tetapi juga skrip yang kuat dan tertata. Editing skrip video adalah bagian penting dari proses produksi, karena di sinilah pesan utama dirapikan, dipertajam, dan disesuaikan agar menarik serta mudah dicerna audiens. Namun, banyak kreator pemula (bahkan yang sudah berpengalaman) masih sering melakukan kesalahan mendasar dalam mengedit skrip video mereka. Apa saja kesalahan editing skrip video yang sering terjadi? Dan bagaimana cara menghindarinya agar video Anda tampil profesional dan memikat? Simak 5 kesalahan umum dalam editing skrip video berikut ini.
5 Kesalahan dalam Editing SkripVideo
1. Terlalu Panjang dan Bertele-tele
Kesalahan pertama yang paling umum adalah skrip yang terlalu panjang dan tidak fokus. Banyak kreator ingin menyampaikan terlalu banyak informasi sekaligus, sehingga alur cerita menjadi kabur dan membosankan. Durasi video yang terlalu panjang tanpa arah yang jelas bisa membuat penonton cepat bosan dan berhenti menonton sebelum selesai.
Solusi:
- Tentukan core message atau pesan utama dari video sejak awal.
- Gunakan kalimat yang ringkas dan padat makna.
- Ikuti struktur logis: pembuka – isi – penutup.
- Lakukan trimming terhadap kalimat atau paragraf yang tidak relevan.
- Skrip yang efektif justru adalah yang sederhana, jelas, dan langsung ke inti pembahasan.
2. Kurangnya Penyesuaian dengan Target Audiens
Editing skrip video seharusnya memperhitungkan siapa yang akan menonton konten tersebut. Skrip yang tidak sesuai dengan bahasa, minat, atau kebiasaan target audiens akan terasa hambar atau bahkan membingungkan.
Contohnya, jika target audiens Anda adalah remaja Gen Z, maka gaya bahasa, slang, dan tempo skrip harus menyesuaikan karakter mereka. Sebaliknya, jika konten ditujukan untuk profesional atau pebisnis, gaya yang formal dan sistematis lebih cocok digunakan.
Solusi:
- Lakukan riset audiens terlebih dahulu.
- Gunakan tone of voice yang relevan.
- Masukkan referensi, humor, atau contoh yang sesuai dengan kehidupan audiens.
- Memahami siapa yang akan menonton adalah kunci membuat skrip yang mengena.
3. Dialog Kaku dan Tidak Natural
Salah satu ciri skrip video yang buruk adalah dialog yang terdengar kaku, terlalu “buku”, dan tidak alami. Ini bisa mengganggu kenyamanan penonton karena terasa seperti mendengarkan pidato, bukan percakapan.
Editing skrip video harus mampu menghidupkan dialog agar terdengar seperti ucapan manusia biasa, bukan narasi tertulis yang dipaksakan.
Solusi:
- Baca skrip dengan suara keras saat proses editing.
- Gunakan kalimat pendek, bahasa sehari-hari, dan jeda alami.
- Perhatikan ritme bicara seperti orang ngobrol biasa.
- Hindari jargon atau istilah teknis berlebihan jika tidak dibutuhkan.
Ingat, video adalah media visual-auditori. Skrip yang “mengalir” akan terdengar lebih meyakinkan.
Baca Juga: Komponen Utama dalam Editing Video untuk Tingkatkan Kualitas
4. Tidak Ada Call to Action (CTA)
Kesalahan yang sering terjadi dalam editing skrip video adalah lupa menambahkan Call to Action atau ajakan kepada penonton. Ini bisa berupa ajakan untuk like, subscribe, beli produk, daftar webinar, atau sekadar komentar.
Tanpa CTA, Anda kehilangan kesempatan besar untuk membangun interaksi dan konversi dari audiens.
Solusi:
- Letakkan CTA di bagian akhir atau tengah video secara natural.
- Sesuaikan CTA dengan tujuan konten (engagement, sales, awareness, dll).
- Gunakan kalimat ajakan yang lugas dan tidak memaksa.
Contoh:
“Kalau kamu suka konten seperti ini, jangan lupa klik subscribe dan nyalakan lonceng, ya!”
5. Mengabaikan Storytelling
Editing skrip yang hanya menekankan pada informasi tanpa mengandung unsur storytelling akan terasa datar. Padahal, manusia lebih mudah memahami dan mengingat informasi jika dibungkus dalam cerita.
Skrip video yang kuat biasanya memiliki elemen storytelling: karakter, konflik, solusi, dan klimaks. Ini berlaku untuk semua jenis video—baik edukatif, hiburan, hingga promosi.
Solusi:
- Masukkan kisah nyata, analogi, atau pengalaman pribadi.
- Bangun emosi: buat penonton tertawa, terharu, atau penasaran.
- Susun skrip dengan alur cerita yang runtut dan memikat.
- Dengan storytelling yang tepat, video Anda akan jauh lebih berkesan.
Butuh Bantuan Menjadi Konten Kreator Profesional?
Menghindari kesalahan editing skrip hanyalah satu bagian dari proses menjadi konten kreator yang sukses. Dibalik video yang viral dan profesional, ada perencanaan matang, kemampuan teknis, dan strategi pemasaran yang tepat.
Kalau kamu serius ingin menekuni dunia konten digital dan butuh bimbingan langsung dari tim profesional, QiSae Studio siap membantu!
Kenapa Pilih Bimbingan di QiSae Studio?
- Belajar dari Praktisi Berpengalaman: Tim QiSae terdiri dari para kreator yang telah berpengalaman membuat konten yang menarik dan menjual.
- Program Terstruktur: Mulai dari penulisan skrip, teknik editing, branding personal, hingga strategi algoritma media sosial.
- Pendampingan Langsung: Kamu akan mendapatkan mentoring 1-on-1 dan review skrip secara langsung.
- Support Komunitas: Bergabung dalam komunitas kreator yang saling mendukung dan berbagi insight.
Editing skrip video bukan hanya soal memperbaiki tata bahasa, tetapi juga soal strategi komunikasi yang efektif. Dengan menghindari lima kesalahan umum—skrip bertele-tele, tidak sesuai audiens, dialog kaku, tanpa CTA, dan minim storytelling—konten video Anda akan terasa lebih kuat, menarik, dan profesional.
Dan kalau Anda ingin naik level sebagai konten kreator, tidak perlu ragu untuk belajar langsung bersama QiSae Studio. Mulai perjalanan Anda sebagai kreator yang berkualitas dan siap bersaing di dunia digital!
Yuk, daftar bimbingan di QiSae Studio sekarang dan kembangkan potensimu!
Editor: Erna QiSae


