QiSae – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belakangan ini mengalami tekanan yang cukup signifikan. Turunnya IHSG ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti arus modal keluar dari investor asing, ketidakpastian global, serta sentimen suku bunga yang masih cenderung tinggi. Dalam kondisi ini, banyak pelaku pasar merasa ragu untuk menempatkan dana di pasar saham.
Namun, di balik tekanan tersebut, sejumlah saham justru menunjukkan pergerakan yang menarik dan menjadi sorotan pasar. Beberapa saham tetap mengalami kenaikan harga meskipun harus menghadapi turunnya IHSG. Fenomena ini menunjukkan bahwa peluang tetap terbuka bagi yang mampu menganalisis tren dan fundamental emiten secara cermat.
Kriteria Saham Trending di Tengah Turunnya IHSG
Saham yang tetap mampu bertahan atau bahkan naik di saat turunnya IHSG biasanya memiliki karakteristik tertentu, antara lain:
-
Likuiditas tinggi
-
Dukungan volume transaksi harian yang stabil atau meningkat
-
Fundamental emiten yang solid
-
Adanya katalis positif dari sektor atau kebijakan pemerintah
-
Menjadi bagian dari sektor defensif atau sektor yang sedang tumbuh
Memahami karakteristik ini akan membantu dalam menyusun strategi dan memilih saham yang layak diperhatikan di tengah tekanan pasar.
Sektor Energi
Sektor energi tetap menjadi sorotan utama karena permintaan global yang masih tinggi, terutama batu bara dan gas alam. Perusahaan seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) masih menunjukkan potensi kenaikan karena pendapatan yang tetap tumbuh.
PTBA memiliki cadangan batu bara besar dan berorientasi ekspor, sehingga tetap mendapatkan keuntungan dari harga komoditas global. Sementara itu, MEDC diuntungkan oleh diversifikasi bisnisnya yang tidak hanya di sektor hulu minyak dan gas, tetapi juga di pembangkit listrik.
Sektor Perbankan
Meskipun sektor perbankan sempat mengalami tekanan akibat pelemahan nilai tukar dan potensi kredit bermasalah, beberapa bank besar tetap menjadi pilihan utama. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) merupakan dua contoh saham yang kerap dijadikan tempat berlindung di saat pasar tidak menentu.
Kinerja BBCA yang sangat konservatif dan efisien menjadi daya tarik tersendiri. Sementara itu, BBRI yang fokus pada segmen mikro dan UMKM terbukti tahan terhadap krisis karena portofolio kredit yang menyebar.
Sektor Konsumen Primer
Perusahaan yang bergerak di bidang kebutuhan pokok atau consumer goods seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) masih menarik. Dalam kondisi ekonomi yang sulit sekalipun, permintaan terhadap produk kebutuhan sehari-hari tetap stabil.
ICBP menunjukkan kekuatan dari produk-produk makanan instan yang selalu dibutuhkan oleh masyarakat. Sementara itu, UNVR masih memiliki jaringan distribusi luas dan merek-merek kuat yang tetap digemari konsumen.
Baca Juga: Rekomendasi 7 Toko Alat Konten di Surabaya untuk Bikin Video Lebih Maksimal
Sektor Teknologi
Sektor teknologi memang sempat mengalami koreksi dalam, namun beberapa saham menunjukkan tanda-tanda konsolidasi dan potensi kenaikan kembali. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) merupakan dua perusahaan teknologi yang menarik untuk dicermati.
Meski masih mencatatkan kerugian, kedua perusahaan ini telah menunjukkan perbaikan kinerja dari sisi cash flow dan efisiensi operasional. Jika tren pertumbuhan transaksi digital terus meningkat, potensi penguatan dari sektor ini cukup menjanjikan.
Sektor Infrastruktur
Pembangunan infrastruktur nasional tetap menjadi prioritas pemerintah. Saham-saham dari sektor ini seperti PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) patut dicermati karena adanya potensi percepatan proyek-proyek strategis nasional.
Dukungan dari pemerintah melalui penyertaan modal negara dan proyek-proyek besar seperti Ibu Kota Nusantara memberikan katalis positif bagi emiten konstruksi dan infrastruktur. Meski beban utang masih menjadi tantangan, potensi keuntungan dari proyek jangka panjang tetap menjanjikan.
Strategi Mengelola Portofolio Saat IHSG Melemah
Mengelola portofolio saat IHSG sedang mengalami tekanan membutuhkan strategi yang disiplin. Berikut beberapa langkah yang bisa diterapkan:
1. Diversifikasi Sektor dan Emiten
Hindari konsentrasi pada satu sektor saja. Pilih beberapa saham dari sektor yang berbeda untuk mengurangi risiko.
2. Fokus Pada Saham dengan Fundamental Kuat
Perusahaan yang mencatatkan pertumbuhan laba, memiliki manajemen baik, dan arus kas sehat layak untuk dijadikan prioritas.
3. Manfaatkan Momentum Teknikal
Lihat pergerakan grafik harga dan volume. Saham dengan breakout volume sering kali menjadi sinyal awal dari tren kenaikan baru.
4. Gunakan Pendekatan Jangka Menengah Hingga Panjang
Pasar yang turun sering kali menjadi kesempatan untuk akumulasi saham dengan harga lebih murah, asalkan emiten memiliki prospek jangka panjang.
Pentingnya Memperbarui Informasi Pasar Secara Berkala
Keputusan investasi yang tepat sangat bergantung pada informasi yang mutakhir. Oleh karena itu, penting untuk selalu mengikuti berita ekonomi, laporan keuangan emiten, serta analisis dari sumber tepercaya. Ketika pelaku pasar bisa mengenali perubahan tren lebih awal, maka peluang mendapatkan imbal hasil optimal pun meningkat.
Peluang Tetap Ada di Tengah Koreksi IHSG
Meski IHSG sedang mengalami pelemahan, peluang tetap terbuka bagi yang mampu mengenali saham dengan potensi pertumbuhan. Fokus pada sektor yang masih memiliki permintaan tinggi dan emiten dengan kinerja solid dapat menjadi kunci dalam menghadapi tekanan pasar.
Dalam situasi seperti ini, keputusan yang bijak dan penuh perhitungan menjadi lebih penting daripada sekadar mengikuti arus. Momentum bisa saja berubah, dan mereka yang telah mempersiapkan diri lebih awal akan memperoleh keuntungan saat pasar kembali pulih.
Dalam menghadapi dinamika pasar yang kompleks, memiliki referensi yang akurat dan konten berkualitas sangat diperlukan, terutama bagi yang mengelola media informasi, situs edukasi, maupun kanal investasi pribadi. Untuk mendukung hal tersebut, Qisae Studio menyediakan layanan penulisan artikel berbasis search engine optimization yang tidak hanya ramah mesin pencari, tetapi juga menarik secara isi dan gaya bahasa. Selain itu, tersedia juga bimbingan menulis artikel bagi yang ingin mengembangkan kemampuan menulis konten profesional. Layanan lainnya mencakup pembuatan konten blog tematik, copywriting promosi, hingga pendampingan publikasi rutin bagi situs bisnis. Informasi lengkap mengenai layanan Qisae Studio dapat dilihat di situs resmi qisae.com. Jangan ragu menghubungi MinSae melalui WhatsApp untuk konsultasi langsung yang ramah dan terbuka bagi siapa pun yang ingin mengembangkan kekuatan tulisan dalam dunia digital.(*)
Editor: Erna QiSae


